MATAN JAZARIYAH DAN TERJEMAH
Kitab
Matan Jazariyah merupakan Muqaddimah (Pengantar) terkait apa saja yang wajib
diketahui oleh Pembaca Al-Qur`an dan segala hal terkait yang harus
dipelajarinya. Kitab ini juga sering disebut “Al-Muqaddimah al-Jazariyyah”.
Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur`an diturunkan dengan Bahasa Arab yang sangat
jelas kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang
sejatinya akan mudah dipahami, dan bahkan dihafalkan oleh Umat Islam.
Sebagai
suatu firman Allah dan bukti risalah kenabian, maka Al-Qur`an haruslah dibaca
dengan tajwid (pengucapan/lafadz) yang benar.
Awalnya tidak ada kesulitan bagi para Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, generasi pertama Islam didalam melafazhkan Al-Qur`an, dalam mengeluarkan huruf-hurufnya sesuai
dengan makhraj dan sifat hurufnya.
Namun
demikian, setelah dakwah bertambah luas dan Islam dipeluk oleh Bangsa-bangsa
lain, maka bangkitlah para ulama Islam untuk mengajarkan pelafalan yang betul
dan tepat. Hal ini terus diajarkan dengan sistem talaqqiy secara tatap muka
secara langsung, dari generasi ke generasi dan seterusnya sampai ke masa kita
sekarang ini.
Para
ulama juga berkhidmat kepada kaum Muslimin dengan membakukan, membuat
standarisasi dan menerangkan kaedah-kaedah tersebut–dikenal dengan nama ilmu
tajwid– dalam khazanah keilmuan Islam. Diantara ulama yang telah mengerahkan
usaha maksimal dalam mengetengahkan hal ini adalah al-Imam Muhammad ibnul
Jazariy rahimahullah.
Imam
Muhammad Ibnul Jazary menyusun Kaedah-kaedah tajwid dengan menggubah syair atau
nadzhoman dalam bidang ini yang dikenal dengan nama “al-Muqaddimah
al-Jazariyyah”. Dalam ilmu syair, nadzhoman beliau menggunakan bahr rijaz,
yaitu salah satu wazan syair yang telah dikenal sejak dahulu oleh Bangsa arab.
Kitab
beliau ini terdiri dari 107 bait berdasarkan tashih dari DR. Aiman Rusydi
hafizhahullah, salah satu pakar dan Ulama Qira`ah yang masyhur. Sebagian ulama ada pula yang menambahkan dua
bait lagi sebagai penutup sehingga jumlahnya menjadi 109.
Kitab
ini disusun dalam Tahun 798 H, yang mana terdiri atas 15 bab yang mencakup
pondasi utama Ilmu Tajwid. Imam Ibnul Jazariy sebenarnya tidak membuat
judul-judul bab dalam nadhomannya, yang meletakkannya adalah para pensyarah
atau pentahqiq mandzhumahnya, sehingga tidak tertutup kemungkinan ada beberapa
judul bab yang berbeda satu sama lainnya.
Banyak
juga ulama lain menulis tentang ilmu tajwid, namun mengambil referensi dari
Matan al-Jazariyyah dan kitab tajwid lainnya, seperti Tuhfah al-Athfâl, sebagai
dalil atas keterangan yang mereka ketengahkan kepada pembacanya. Imam Ibnul
Jazariy oleh para ulama dikukuhkan sebagai hujjatul qura`, laksana Imam Bukhari
hujjah dalam ilmu hadits.
Imam
al-Albani tatkala menanggapi pernyataan al-Imam Ibnul Jazariy bahwa membaca
Al-Qur`an dengan tajwid adalah suatu keharusan, yang mana pelakunya berdosa
apabila tidak melakukannya, maka al-Albani rahimahullah berkata:
فهو إذا قال هذه الكلمة وجب اتباعه عليها
باعتبار أن ربنا عزوجل يأمرنا بذلك
في عموم قوله عزوجل (( فَاسْأَلُوا أَهْلَ
الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون ))
Artinya:
“Maka
jika beliau benar-benar mengatakan seperti itu, wajib mengikutinya, dengan
pertimbangan Rabbunâ Azza wa Jalla memerintahkan kita dalam keumuman FirmanNya
Azza wa Jalla : “bertanyalah kepada ahlu dzikr (orang yang memiliki
pengetahuan), jika kalian tidak mengetahuinya.”
Berikut
ini Matan Al-Jazariyah dan Terjemahnya:
النقدمة
(1)
يَقُولُ رَاجِي عَفْوِ رَبٍّ سَامِعِ ۞
مُحَمَّدُ بْنُ الْجَزَرِىِّ الشَّافِعِي
Artinya:
Akan
berkata seseorang yang mengharap ampunan dari Allaah ﷻ Rabb yang Maha Mendengar: Syamsuddin Abul Khair Muhammad bin
Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Yuusuf Al-Jazariy Ad-Dimasyqi Asy-Syaafi’i.
(2)
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَصَلَّى اللَّهُ ۞ عَلَى
نَبِيِّهِ وَمُصْطَفَاهُ
Artinya:
Segala
puji bagi Allaah ﷻ dan shalawat (rahmat) dari Allaah ﷻ atas nabi-Nya dan manusia pilihan-Nya,
(3)
مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِه ۞ وَمُقْرِئِ
الْقُرْآنِ مَعْ مُحِبِّه
Artinya:
Yaitu
Rasuulullaah Muhammad bin Abdullaah juga seluruh keluarga dan para sahabatnya,
serta para Muqriil Quran dan para pecintanya.
(4)
وَبَعْدُ إِنَّ هَذِهِ مُقَدِّمَه ۞ فيماَ
عَلَى قَارِئِهِ أَنْ يَعْلَمهْ
Artinya:
Kemudian
setelah itu, sesungguhnya kitab ini merupakan Muqaddimah (pendahuluan) yang
berisi mengenai apa-apa yang wajib dipelajari oleh para pembaca Al-Quran.
(5)
إذْ وَاجِبٌ عَلَيْهِمُ مُحَتّمُ ۞ قَبْلَ
الشُرُوعِ أَوَّلاً أَنْ يَعْلَمُوا
Artinya:
Maka
wajib secara mutlak bagi para pembaca Al-Quran, sebelum mereka mulai membaca
Al-Quran, hendaklah terlebih dahulu memahami,
(6)
مَخَارِجَ الْحُرُوفِ وَالصِّفَاتِ ۞
لِيَلْفِظُوا بِأَفْصَحِ اللُغَاتِ
Artinya:
Tempat-tempat
keluarnya huruf hijaiyah serta sifat-sifat yang mengiringinya, agar mereka bisa
mengucapkan huruf demi huruf tersebut dengan bahasa yang paling fasih.
(7)
مُحَررِي التَّجْوِيدِ وَالمَوَاقِف ۞ وَما
الَّذِي رُسِّمَ في المَصاَحِفِ
Artinya:
Menguasai
dan mampu menerapkan kaidah-kaidah tajwid juga kaidah-kaidah waqaf (cara
berhenti dan memulai membaca Al-Quran) dengan baik dan benar, serta memahami
apa-apa yang tertulis pada mushaf-mushaf ‘Utsmani,
(8)
مِنْ كُلِّ مَقْطُوعٍ وَمَوْصُولٍ بِهَا ۞ وَ
تَاءِ أُنْثَى لَمْ تَكُنْ تُكْتَبْ بِـ :هَا
Artinya:
Yaitu
dari mulai mengenai dua kata yang tertulis disambung atau dipisah, juga
mengenai penulisan huruf Ta ta’nits (huruf Ta yang digunakan untuk menunjukkan
perempuan/ feminin) yang tidak ditulis dengan Ta marbuthah (yakni Ta yang
berbentuk seperti huruf Ha dengan dua titik di atasnya), padahal biasanya Ta
ta’nits ditulis dengan Ta marbuthah bukan Ta maftuhah (Ta asli).
مخارج الحروف
(9)
… مَخَارِجُ الحُروفِ سَبْعَةَ عَشَرْ ۞ عَلَى
الْذِي يَخْتَارُهُ مَنِ اخْتَبَرْ
Artinya:
Tempat-tempat
keluar huruf hijaiyah itu berjumlah 17 (tujuh belas) tempat untuk 29 (dua puluh
sembilan) huruf, berdasarkan pendapat yang terpilih dari para Ulama Ahli
Qiraah. Ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Al-Imam Ibnul Jazariy.
(10)
… لِلْجَوْفِ: أَلِفٌ وَ أُخْتَاهَا ، وَهِي ۞
حُرُوفُ مَدٍّ لِلْهَوَاءِ تَنْتَهِي
Artinya:
Maka
pada rongga yang mencakup rongga tenggorokan hingga rongga mulut, terdapat Alif
dan saudari-saudarinya yakni huruf-huruf mad (Wawu mad dan Ya mad)
yang
berhenti seiring dengan berhentinya nafas.
(11)
… ثُمَّ لأَقْصَى الحَلْقِ هَمْزٌ هَاءُ ۞
وَمِنْ وَسَطِهِ : فَعَيْنٌ حَاءُ
Artinya:
Kemudian
pada tenggorokan yang paling jauh dari rongga mulut, tepatnya pada pangkal pita
suara (laring), keluar dua huruf: Hamzah dan Ha. Kemudian pada tenggorokan
bagian tengah, yakni pada katup epiglotis (lisaanul mizmaar) keluar huruf ‘Ain
dan Ha.
(12)
… أَدْنَاهُ غَيْنٌ خَاؤُهَا والْقَافُ ۞
أَقْصَى اللِّسَانِ فَوْقُ ثُمَّ الْكَافُ
Artinya:
Pada
tenggorokan yang paling dekat dengan rongga mulut, keluar huruf Ghain dan Kha,
tepatnya merupakan persentuhan antara bagian belakang lidah (jadzrul lisaan)
dengan ujung uvula, yakni daging yang tersambung dengan langit-langit dan
merupakan persimpangan antara rongga mulut dengan rongga hidung, dekat dengan
orofaring (faring bagian tengah).
Adapun
huruf Qaf keluar dari pangkal lidah yang bersentuhan dengan langit- langit
atas, yakni langit-langit yang lunak. Kemudian huruf Kaf…
(13)
… أَسْفَلُ وَالوَسْطُ فَجِيمُ الشِّينُ يَا ۞
وَالضَّادُ مِنْ حَافَتِهِ إِذْ وَلِيَا
Artinya:
Tempat
keluarnya di bawah huruf Qaf, yakni persentuhan antara pangkal lidah dengan
langit-langit yang keras dan yang lunak sekaligus, sedikit di bawah tempat
keluarnya huruf Qaf.
Pada
tengah lidah keluar huruf Jim bila disentuhkan ke langit-langit, serta keluar
huruf Syin dan Ya bila digerakkan mendekati langit-langit.
Huruf
Dhad keluar dari sisi lidah yang memanjang dari pangkal lidah hingga ke ujung
lidah, saat bersentuhan dengan…
(14)
… اَلأضْرَاسَ مِنْ أَيْسَرَ أَوْ يُمْنَاهَا ۞
وَاللاَّمُ أَدْنَاهَا لمُنْتَهَاهَا
Artinya:
Gigi
geraham, baik yang sebelah kiri ataupun sebelah kanan, bahkan bisa juga kedua
sisi lidah disentuhkan dengan gigi geraham yang kiri dan yang kanan sekaligus.
Huruf
Lam keluar dari ujung sisi lidah yang merupakan akhir dari tempat keluarnya
huruf Dhad di sebelah kiri melingkar hingga sebelah kanan, melalui akhir dari
ujung sisi lidah pada bagian depan (kepala lidah). Disentuhkan dengan
langit-langit yang dekat dengan gusi gigi seri atas.
(15)
… وَالنُّونُ مِنْ طَرَفِهِ تَحْتُ اجْعَلُوا ۞
وَالرَّا يُدَانِيهِ لِظَهْرٍ أَدْخَلُوا
Artinya:
Dan
huruf Nun keluar dari ujung lidah yang bersentuhan dengan langit-langit di
bawah tempat keluarnya huruf Lam, lebih dekat ke gusi gigi seri atas. Adapun
huruf Ra keluar dekat dengan tempat keluarnya huruf Nun, namun sedikit masuk ke
punggung lidah, yakni bagian ujung lidah yang dekat dengan tengah lidah.
(16)
… وَالطَّاءُ وَالدَّالُ وَتَا مِنْهُ وَمِنْ ۞
عُلْيَا الثَّنَايَا والصَّفِيرُ مُسْتَكِنْ
Artinya:
Huruf
Tha, Dal, dan Ta keluar dari bagian ujung lidah yang bersentuhan dengan bagian
belakang gigi seri atas. Huruf-huruf Shafir (yakni Shad, Zay, dan Sin) keluar
bila ujung lidah tegak/ sejajar…
(17)
… مِنْهُ وَمِنْ فَوْقِ الثَّنَايَا السُّفْلَى
۞ وَالظَّاءُ وَالذَّالُ وَثَا لِلْعُلْيَا
Artinya:
Dan
mendekat ke atas gigi seri bawah. Adapun huruf Zha, Dzal, dan Tsa lebih tinggi
lagi,
(18)
… مِنْ طَرْفَيْهِما وَمِنْ بَطْنِ الشَّفَهْ ۞
فَالْفَا مَعَ اطْرافِ الثَّنَايَا المُشْرِفَهْ
Artinya:
Yakni
keluar dari persentuhan ujung lidah dengan ujung gigi seri atas. Dan dari perut
bibir bawah yang bersentuhan dengan ujung gigi seri atas keluar huruf Fa.
(19)
… للشَّفَتَيْنِ الْوَاوُ بَاءٌ مِيمُ ۞
وَغُنَّةٌ مَخْرَجُهَا الخَيْشُومُ
Artinya:
Dari
dua bibir keluar huruf Wawu, Ba, dan Mim. Sedangkan huruf-huruf Ghunnah (suara
dengung pada Nun dan Mim) tempat keluarnya adalah rongga hidung.
صفات الحروف
(20)
صِفَاتُهَا جَهْرٌ وَرِخْوٌ مُسْتَفِلْ ۞
مُنْفَتِحٌ مُصْمَتَةٌ وَالضِّدَّ قُلْ
Artinya:
Sifat-sifat
huruf itu di antaranya: Jahr (jelas/ tertahannya udara), Rakhawah (mengalirnya
suara), Istifal (merendahnya lidah), Infitah (terbukanya lidah dengan
langit-langit), dan Ishmat (lebih sulit keluar). Mereka merupakan sifat-sifat
yang memiliki lawan. Adapun lawan-lawannya adalah:
(21)
مَهْمُوسُهَا (فَحَثّهُ شَخْصٌ سَكَتَ) ۞
شَدِيدُهَا لَفْظُ (أَجِدْ قَطٍ بَكَتْ)
Artinya:
Sifat
Hams (mengalirnya udara) yang merupakan lawan dari sifat Jahr huruf- hurufnya
terkumpul pada kalimat “Fahatstsahu Syakhshun Sakat”, yakni huruf Fa, Ha, Tsa,
Syin, Kha, Shad, Sin, Kaf, dan Ta.
Sifat
Syiddah (kuat/ tertahannya suara), yang merupakan lawan dari sifat Rakhawah,
huruf-hurufnya “Ajid Qathin Bakat”, yakni Hamzah, Jim, Dal, Qaf, Tha, Ba, Kaf,
dan Ta.
(22)
وَبَيْنَ رِخْوٍ وَالشَّدِيدِ ( لِنْ عُمَرْ)
۞ وَسَبْعُ عُلْوٍ خُصَّ ضَغْطٍ قظْ حَصَرْ
Artinya:
Dan
di antara sifat Rakhawah dan Syiddah ada sifat pertengahan (bayniyah/
tawassuth), yang huruf-hurufnya terkumpul dalam “Lin ‘Umar”, yakni Lam, Nun,
‘Ain, Mim, dan Ra.
Dan
ada tujuh huruf yang lidah tegang dan terangkat saat mengucapkannya (Isti’la,
lawan dari Istifal), terangkum dalam “Khushsha Dhaghthin Qizh”, yakni Kha,
Shad, Dhad, Ghain, Tha, Qaf, dan Zha.
(23)
وَصَادُ ضَادٌ طَاءُ ظَاءٌ مُطْبَقَه ۞
وَفَرَّ مِنْ لُبِّ الحُرُوفُ المُذْلَقَهْ
Artinya:
Huruf
Shad, Dhad, Tha, dan Zha merupakan huruf-huruf yang memiliki sifat Ithbaq,
yakni lidah terangkat sangat tinggi hingga seolah-olah menempel langit-langit
dan tidak menyisakan ruang antara lidah dengan langit-langit, merupakan lawan
dari sifat Infitah.
Dan
“Farra Min Lubbi”, yakni huruf Fa, Ra, Mim, Nun, Lam, dan Ba merupakan
huruf-huruf yang lebih mudah dan cepat dikeluarkan (Idzlaq) dibandingkan
selainnya
(Ishmat),
disebabkan dekatnya dengan ujung lidah.
(24)
صَفِيرُهَا صَادٌ وَزَاىٌ سِينُ ۞ قَلْقَلَةٌ
قُطْبُ جَدٍّ وَاللِّينُ
Artinya:
Juga
ada huruf-huruf yang tidak memiliki lawan, di antaranya sifat Shafir (huruf
yang berdesis), yakni huruf Shad, Zay, dan Sin. Huruf-huruf yang memiliki sifat
Qalqalah
Dan
huruf yang memiliki sifat Liin (lembut)…
(25)
وَاوٌ وَيَاءٌ سَكَنَا وَانْفَتَحَا ۞
قَبْلَهُماَ وَالاِنْحِرَافُ صُحَّحَا
Artinya:
Yaitu
huruf Wawu dan Ya bila keduanya dalam keadaan sukun dan huruf sebelumnya
berharakat fathah. Dan sifat Inhiraf (menyimpangnya makhraj) dibenarkan…
(26)
في اللاًَّمِ وَالرَّا وَبِتَكْرِيرٍ جُعلْ ۞
وَلِلتَّفَشِّي الشِّينُ ضَاداً اسْتَطِلْ
Artinya:
Pada
huruf Lam dan Ra saja. Huruf Lam makhrajnya menyimpang ke makhrajnya Nun saat
mengucapkan Lam tebal dan huruf Ra menyimpang ke makhrajnya Lam saat
mengucapkan Ra tipis. Lalu huruf Ra juga memiliki sifat Takrir (getaran yang
berulang).
Huruf
Syin memiliki sifat Tafasysyi (udara yang berhembus deras di dalam mulut).
Sedangkan huruf Dhad memiliki sifat Istithaalah, yakni memanjangnya makhraj
Dhad dari sisi ujung lidah hingga ujung sisi lidah pada makhraj Lam.
1 Comments:
Ok
Posting Komentar