Pages

Jumat, 06 September 2024

MATAN JAZARIYAH DAN TERJEMAH

 MATAN JAZARIYAH DAN TERJEMAH

Kitab Matan Jazariyah merupakan Muqaddimah (Pengantar) terkait apa saja yang wajib diketahui oleh Pembaca Al-Qur`an dan segala hal terkait yang harus dipelajarinya. Kitab ini juga sering disebut “Al-Muqaddimah al-Jazariyyah”. Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur`an diturunkan dengan Bahasa Arab yang sangat jelas kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang sejatinya akan mudah dipahami, dan bahkan dihafalkan oleh Umat Islam.

 

 

Sebagai suatu firman Allah dan bukti risalah kenabian, maka Al-Qur`an haruslah dibaca dengan tajwid (pengucapan/lafadz) yang benar.  Awalnya tidak ada kesulitan bagi para Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, generasi pertama Islam didalam melafazhkan Al-Qur`an,  dalam mengeluarkan huruf-hurufnya sesuai dengan makhraj dan sifat hurufnya.

 

Namun demikian, setelah dakwah bertambah luas dan Islam dipeluk oleh Bangsa-bangsa lain, maka bangkitlah para ulama Islam untuk mengajarkan pelafalan yang betul dan tepat. Hal ini terus diajarkan dengan sistem talaqqiy secara tatap muka secara langsung, dari generasi ke generasi dan seterusnya sampai ke masa kita sekarang ini.

 

Para ulama juga berkhidmat kepada kaum Muslimin dengan membakukan, membuat standarisasi dan menerangkan kaedah-kaedah tersebut–dikenal dengan nama ilmu tajwid– dalam khazanah keilmuan Islam. Diantara ulama yang telah mengerahkan usaha maksimal dalam mengetengahkan hal ini adalah al-Imam Muhammad ibnul Jazariy rahimahullah.

 

Imam Muhammad Ibnul Jazary menyusun Kaedah-kaedah tajwid dengan menggubah syair atau nadzhoman dalam bidang ini yang dikenal dengan nama “al-Muqaddimah al-Jazariyyah”. Dalam ilmu syair, nadzhoman beliau menggunakan bahr rijaz, yaitu salah satu wazan syair yang telah dikenal sejak dahulu oleh Bangsa arab.

 

 

Kitab beliau ini terdiri dari 107 bait berdasarkan tashih dari DR. Aiman Rusydi hafizhahullah, salah satu pakar dan Ulama Qira`ah yang masyhur.  Sebagian ulama ada pula yang menambahkan dua bait lagi sebagai penutup sehingga jumlahnya menjadi 109.

 

Kitab ini disusun dalam Tahun 798 H, yang mana terdiri atas 15 bab yang mencakup pondasi utama Ilmu Tajwid. Imam Ibnul Jazariy sebenarnya tidak membuat judul-judul bab dalam nadhomannya, yang meletakkannya adalah para pensyarah atau pentahqiq mandzhumahnya, sehingga tidak tertutup kemungkinan ada beberapa judul bab yang berbeda satu sama lainnya.

 

Banyak juga ulama lain menulis tentang ilmu tajwid, namun mengambil referensi dari Matan al-Jazariyyah dan kitab tajwid lainnya, seperti Tuhfah al-Athfâl, sebagai dalil atas keterangan yang mereka ketengahkan kepada pembacanya. Imam Ibnul Jazariy oleh para ulama dikukuhkan sebagai hujjatul qura`, laksana Imam Bukhari hujjah dalam ilmu hadits.

 

Imam al-Albani tatkala menanggapi pernyataan al-Imam Ibnul Jazariy bahwa membaca Al-Qur`an dengan tajwid adalah suatu keharusan, yang mana pelakunya berdosa apabila tidak melakukannya, maka al-Albani rahimahullah berkata:

 

 

 

فهو إذا قال هذه الكلمة وجب اتباعه عليها باعتبار أن ربنا عزوجل يأمرنا بذلك

في عموم قوله عزوجل (( فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون ))

Artinya:

 

“Maka jika beliau benar-benar mengatakan seperti itu, wajib mengikutinya, dengan pertimbangan Rabbunâ Azza wa Jalla memerintahkan kita dalam keumuman FirmanNya Azza wa Jalla : “bertanyalah kepada ahlu dzikr (orang yang memiliki pengetahuan), jika kalian tidak mengetahuinya.”

 

Berikut ini Matan Al-Jazariyah dan Terjemahnya:

 

النقدمة

(1) يَقُولُ رَاجِي عَفْوِ رَبٍّ سَامِعِ ۞ مُحَمَّدُ بْنُ الْجَزَرِىِّ الشَّافِعِي

 

 

Artinya:

 

Akan berkata seseorang yang mengharap ampunan dari Allaah Rabb yang Maha Mendengar: Syamsuddin Abul Khair Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Yuusuf Al-Jazariy Ad-Dimasyqi Asy-Syaafi’i.

 

 

 

(2) الْحَمْدُ لِلَّهِ وَصَلَّى اللَّهُ ۞ عَلَى نَبِيِّهِ وَمُصْطَفَاهُ

 

 

Artinya:

 

Segala puji bagi Allaah dan shalawat (rahmat) dari Allaah atas nabi-Nya dan manusia pilihan-Nya,

 

 

 

(3) مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِه ۞ وَمُقْرِئِ الْقُرْآنِ مَعْ مُحِبِّه

 

 

Artinya:

 

Yaitu Rasuulullaah Muhammad bin Abdullaah juga seluruh keluarga dan para sahabatnya, serta para Muqriil Quran dan para pecintanya.

 

 

 

(4) وَبَعْدُ إِنَّ هَذِهِ مُقَدِّمَه ۞ فيماَ عَلَى قَارِئِهِ أَنْ يَعْلَمهْ

 

 

Artinya:

 

Kemudian setelah itu, sesungguhnya kitab ini merupakan Muqaddimah (pendahuluan) yang berisi mengenai apa-apa yang wajib dipelajari oleh para pembaca Al-Quran.

 

 

 

(5) إذْ وَاجِبٌ عَلَيْهِمُ مُحَتّمُ ۞ قَبْلَ الشُرُوعِ أَوَّلاً أَنْ يَعْلَمُوا

 

 

Artinya:

 

Maka wajib secara mutlak bagi para pembaca Al-Quran, sebelum mereka mulai membaca Al-Quran, hendaklah terlebih dahulu memahami,

 

 

 

(6) مَخَارِجَ الْحُرُوفِ وَالصِّفَاتِ ۞ لِيَلْفِظُوا بِأَفْصَحِ اللُغَاتِ

 

 

Artinya:

 

Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah serta sifat-sifat yang mengiringinya, agar mereka bisa mengucapkan huruf demi huruf tersebut dengan bahasa yang paling fasih.

 

 

 

(7) مُحَررِي التَّجْوِيدِ وَالمَوَاقِف ۞ وَما الَّذِي رُسِّمَ في المَصاَحِفِ

 

 

Artinya:

 

Menguasai dan mampu menerapkan kaidah-kaidah tajwid juga kaidah-kaidah waqaf (cara berhenti dan memulai membaca Al-Quran) dengan baik dan benar, serta memahami apa-apa yang tertulis pada mushaf-mushaf ‘Utsmani,

 

 

 

(8) مِنْ كُلِّ مَقْطُوعٍ وَمَوْصُولٍ بِهَا ۞ وَ تَاءِ أُنْثَى لَمْ تَكُنْ تُكْتَبْ بِـ :هَا

 

 

Artinya:

 

Yaitu dari mulai mengenai dua kata yang tertulis disambung atau dipisah, juga mengenai penulisan huruf Ta ta’nits (huruf Ta yang digunakan untuk menunjukkan perempuan/ feminin) yang tidak ditulis dengan Ta marbuthah (yakni Ta yang berbentuk seperti huruf Ha dengan dua titik di atasnya), padahal biasanya Ta ta’nits ditulis dengan Ta marbuthah bukan Ta maftuhah (Ta asli).

 

 

 

مخارج الحروف

 

 

(9) … مَخَارِجُ الحُروفِ سَبْعَةَ عَشَرْ ۞ عَلَى الْذِي يَخْتَارُهُ مَنِ اخْتَبَرْ

 

 

Artinya:

 

Tempat-tempat keluar huruf hijaiyah itu berjumlah 17 (tujuh belas) tempat untuk 29 (dua puluh sembilan) huruf, berdasarkan pendapat yang terpilih dari para Ulama Ahli Qiraah. Ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Al-Imam Ibnul Jazariy.

 

 

 

(10) … لِلْجَوْفِ: أَلِفٌ وَ أُخْتَاهَا ، وَهِي ۞ حُرُوفُ مَدٍّ لِلْهَوَاءِ تَنْتَهِي

 

 

Artinya:

 

Maka pada rongga yang mencakup rongga tenggorokan hingga rongga mulut, terdapat Alif dan saudari-saudarinya yakni huruf-huruf mad (Wawu mad dan Ya mad)

yang berhenti seiring dengan berhentinya nafas.

 

 

 

(11) … ثُمَّ لأَقْصَى الحَلْقِ هَمْزٌ هَاءُ ۞ وَمِنْ وَسَطِهِ : فَعَيْنٌ حَاءُ

 

 

Artinya:

 

Kemudian pada tenggorokan yang paling jauh dari rongga mulut, tepatnya pada pangkal pita suara (laring), keluar dua huruf: Hamzah dan Ha. Kemudian pada tenggorokan bagian tengah, yakni pada katup epiglotis (lisaanul mizmaar) keluar huruf ‘Ain dan Ha.

 

 

 

(12) … أَدْنَاهُ غَيْنٌ خَاؤُهَا والْقَافُ ۞ أَقْصَى اللِّسَانِ فَوْقُ ثُمَّ الْكَافُ

 

 

Artinya:

 

Pada tenggorokan yang paling dekat dengan rongga mulut, keluar huruf Ghain dan Kha, tepatnya merupakan persentuhan antara bagian belakang lidah (jadzrul lisaan) dengan ujung uvula, yakni daging yang tersambung dengan langit-langit dan merupakan persimpangan antara rongga mulut dengan rongga hidung, dekat dengan orofaring (faring bagian tengah).

Adapun huruf Qaf keluar dari pangkal lidah yang bersentuhan dengan langit- langit atas, yakni langit-langit yang lunak. Kemudian huruf Kaf…

 

 

 

(13) … أَسْفَلُ وَالوَسْطُ فَجِيمُ الشِّينُ يَا ۞ وَالضَّادُ مِنْ حَافَتِهِ إِذْ وَلِيَا

 

 

Artinya:

 

Tempat keluarnya di bawah huruf Qaf, yakni persentuhan antara pangkal lidah dengan langit-langit yang keras dan yang lunak sekaligus, sedikit di bawah tempat keluarnya huruf Qaf.

Pada tengah lidah keluar huruf Jim bila disentuhkan ke langit-langit, serta keluar huruf Syin dan Ya bila digerakkan mendekati langit-langit.

Huruf Dhad keluar dari sisi lidah yang memanjang dari pangkal lidah hingga ke ujung lidah, saat bersentuhan dengan…

 

 

 

(14) … اَلأضْرَاسَ مِنْ أَيْسَرَ أَوْ يُمْنَاهَا ۞ وَاللاَّمُ أَدْنَاهَا لمُنْتَهَاهَا

 

 

Artinya:

 

Gigi geraham, baik yang sebelah kiri ataupun sebelah kanan, bahkan bisa juga kedua sisi lidah disentuhkan dengan gigi geraham yang kiri dan yang kanan sekaligus.

Huruf Lam keluar dari ujung sisi lidah yang merupakan akhir dari tempat keluarnya huruf Dhad di sebelah kiri melingkar hingga sebelah kanan, melalui akhir dari ujung sisi lidah pada bagian depan (kepala lidah). Disentuhkan dengan langit-langit yang dekat dengan gusi gigi seri atas.

 

 

 

 

 

(15) … وَالنُّونُ مِنْ طَرَفِهِ تَحْتُ اجْعَلُوا ۞ وَالرَّا يُدَانِيهِ لِظَهْرٍ أَدْخَلُوا

 

 

Artinya:

 

Dan huruf Nun keluar dari ujung lidah yang bersentuhan dengan langit-langit di bawah tempat keluarnya huruf Lam, lebih dekat ke gusi gigi seri atas. Adapun huruf Ra keluar dekat dengan tempat keluarnya huruf Nun, namun sedikit masuk ke punggung lidah, yakni bagian ujung lidah yang dekat dengan tengah lidah.

 

 

 

 

 

(16) … وَالطَّاءُ وَالدَّالُ وَتَا مِنْهُ وَمِنْ ۞ عُلْيَا الثَّنَايَا والصَّفِيرُ مُسْتَكِنْ

 

 

Artinya:

 

Huruf Tha, Dal, dan Ta keluar dari bagian ujung lidah yang bersentuhan dengan bagian belakang gigi seri atas. Huruf-huruf Shafir (yakni Shad, Zay, dan Sin) keluar bila ujung lidah tegak/ sejajar…

 

 

 

(17) … مِنْهُ وَمِنْ فَوْقِ الثَّنَايَا السُّفْلَى ۞ وَالظَّاءُ وَالذَّالُ وَثَا لِلْعُلْيَا

 

 

Artinya:

 

Dan mendekat ke atas gigi seri bawah. Adapun huruf Zha, Dzal, dan Tsa lebih tinggi lagi,

 

 

 

(18) … مِنْ طَرْفَيْهِما وَمِنْ بَطْنِ الشَّفَهْ ۞ فَالْفَا مَعَ اطْرافِ الثَّنَايَا المُشْرِفَهْ

 

 

Artinya:

 

Yakni keluar dari persentuhan ujung lidah dengan ujung gigi seri atas. Dan dari perut bibir bawah yang bersentuhan dengan ujung gigi seri atas keluar huruf Fa.

 

 

 

(19) … للشَّفَتَيْنِ الْوَاوُ بَاءٌ مِيمُ ۞ وَغُنَّةٌ مَخْرَجُهَا الخَيْشُومُ

 

 

Artinya:

 

Dari dua bibir keluar huruf Wawu, Ba, dan Mim. Sedangkan huruf-huruf Ghunnah (suara dengung pada Nun dan Mim) tempat keluarnya adalah rongga hidung.

 

 

 

صفات الحروف

 

 

(20) صِفَاتُهَا جَهْرٌ وَرِخْوٌ مُسْتَفِلْ ۞ مُنْفَتِحٌ مُصْمَتَةٌ وَالضِّدَّ قُلْ

 

 

Artinya:

 

Sifat-sifat huruf itu di antaranya: Jahr (jelas/ tertahannya udara), Rakhawah (mengalirnya suara), Istifal (merendahnya lidah), Infitah (terbukanya lidah dengan langit-langit), dan Ishmat (lebih sulit keluar). Mereka merupakan sifat-sifat yang memiliki lawan. Adapun lawan-lawannya adalah:

 

 

 

(21) مَهْمُوسُهَا (فَحَثّهُ شَخْصٌ سَكَتَ) ۞ شَدِيدُهَا لَفْظُ (أَجِدْ قَطٍ بَكَتْ)

 

 

Artinya:

 

Sifat Hams (mengalirnya udara) yang merupakan lawan dari sifat Jahr huruf- hurufnya terkumpul pada kalimat “Fahatstsahu Syakhshun Sakat”, yakni huruf Fa, Ha, Tsa, Syin, Kha, Shad, Sin, Kaf, dan Ta.

 

Sifat Syiddah (kuat/ tertahannya suara), yang merupakan lawan dari sifat Rakhawah, huruf-hurufnya “Ajid Qathin Bakat”, yakni Hamzah, Jim, Dal, Qaf, Tha, Ba, Kaf, dan Ta.

 

 

 

 

(22) وَبَيْنَ رِخْوٍ وَالشَّدِيدِ ( لِنْ عُمَرْ) ۞ وَسَبْعُ عُلْوٍ خُصَّ ضَغْطٍ قظْ حَصَرْ

 

 

Artinya:

 

Dan di antara sifat Rakhawah dan Syiddah ada sifat pertengahan (bayniyah/ tawassuth), yang huruf-hurufnya terkumpul dalam “Lin ‘Umar”, yakni Lam, Nun, ‘Ain, Mim, dan Ra.

 

Dan ada tujuh huruf yang lidah tegang dan terangkat saat mengucapkannya (Isti’la, lawan dari Istifal), terangkum dalam “Khushsha Dhaghthin Qizh”, yakni Kha, Shad, Dhad, Ghain, Tha, Qaf, dan Zha.

 

 

 

(23) وَصَادُ ضَادٌ طَاءُ ظَاءٌ مُطْبَقَه ۞ وَفَرَّ مِنْ لُبِّ الحُرُوفُ المُذْلَقَهْ

 

 

Artinya:

 

Huruf Shad, Dhad, Tha, dan Zha merupakan huruf-huruf yang memiliki sifat Ithbaq, yakni lidah terangkat sangat tinggi hingga seolah-olah menempel langit-langit dan tidak menyisakan ruang antara lidah dengan langit-langit, merupakan lawan dari sifat Infitah.

 

Dan “Farra Min Lubbi”, yakni huruf Fa, Ra, Mim, Nun, Lam, dan Ba merupakan huruf-huruf yang lebih mudah dan cepat dikeluarkan (Idzlaq) dibandingkan selainnya

(Ishmat), disebabkan dekatnya dengan ujung lidah.

 

 

 

(24) صَفِيرُهَا صَادٌ وَزَاىٌ سِينُ ۞ قَلْقَلَةٌ قُطْبُ جَدٍّ وَاللِّينُ

 

 

Artinya:

 

Juga ada huruf-huruf yang tidak memiliki lawan, di antaranya sifat Shafir (huruf yang berdesis), yakni huruf Shad, Zay, dan Sin. Huruf-huruf yang memiliki sifat Qalqalah

 

Dan huruf yang memiliki sifat Liin (lembut)…

 

 

 

(25) وَاوٌ وَيَاءٌ سَكَنَا وَانْفَتَحَا ۞ قَبْلَهُماَ وَالاِنْحِرَافُ صُحَّحَا

 

 

Artinya:

 

Yaitu huruf Wawu dan Ya bila keduanya dalam keadaan sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Dan sifat Inhiraf (menyimpangnya makhraj) dibenarkan…

 

 

 

(26) في اللاًَّمِ وَالرَّا وَبِتَكْرِيرٍ جُعلْ ۞ وَلِلتَّفَشِّي الشِّينُ ضَاداً اسْتَطِلْ

 

 

Artinya:

 

Pada huruf Lam dan Ra saja. Huruf Lam makhrajnya menyimpang ke makhrajnya Nun saat mengucapkan Lam tebal dan huruf Ra menyimpang ke makhrajnya Lam saat mengucapkan Ra tipis. Lalu huruf Ra juga memiliki sifat Takrir (getaran yang berulang).

 

Huruf Syin memiliki sifat Tafasysyi (udara yang berhembus deras di dalam mulut). Sedangkan huruf Dhad memiliki sifat Istithaalah, yakni memanjangnya makhraj Dhad dari sisi ujung lidah hingga ujung sisi lidah pada makhraj Lam.