MAKHORIJUL HURUF
URAIAN MATERI |
A.
Pengertian
Makhorijul Huruf
Pembahasan ini adalah yang paling penting didalam
ilmu tajwid, karena tanpa mengetahui makhorijul huruf, maka seorang Qori’
(orang yang membaca Al-Qur’an) dikhawatirkan salah dalam mengartikan kandungan
harfiahnya, karena perlu diketahui bahwa dari sekian huruf hijaiyah
masing-masing mempunyai tempat keluar huruf sendiri-sendiri dan ciri-ciri sifat
yang bermacam-macam, maka diharapkan kepada Qori’ untuk mengusai satu persatu
dari makhorijul huruf bahkan wajib untuk bisa memPRAKTIKkannya. Hal ini seperti
ditegaskan oleh Syaikh Ibnul Jazari didalam muqoddimahnya :
إذْ
وَاجِـبٌ عَلَيْهِمُ مُحَـتَّمُ |
** |
قَبْلَ
الشُّـرُوْعِ أَوَّلاً أَنْ يَعْلَمُوْا |
مَخَارِجَ
الْحُرُوفِ وَالصِّفَاتِ |
** |
لِيَنْطِـقُوْا
بِأَفْصَـحِ اللُّغَاتِ |
“Suatu kewajiban bagi seorang
Qori’ dalam membaca Al-Qur’an yaitu lebih dahulu mengetahui ilmu atau seluk
beluk jalan keluar suatu huruf dan berbagai sifat-sifatnya agar mereka dapat
membaca dengan baik dan fasih.” 12
Makhroj dari segi bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan
dari segi istilah makhroj diartikan tempat keluarnya huruf. Makhorijul huruf
adalah merupakan tempat keluarnya huruf dalam melafalkan huruf Al-Qur’an.
Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah adalah sangat penting karena
hal ini menjadi dasar dalam melafadkan huruf hijaiyyah secara benar.
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa makhroj
merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah ditentukan yaitu huruf hijaiyah,
dimana dalam membaca Al-Qur’an makhorijul huruf harus diketahui dan benar-benar
dipahami dalam rangka untuk menciptakan bacaan Al-Qur’an yang benar dan baik.
B.
Macam-Macam
Makhorijul Huruf
Para
ulama’ berbeda pendapat mengenai jumlah makhroj huruf hijaiyyah. Mayoritas ulama’ mengikuti
pendapat Al-kholil Bin Ahmad, pendapat ini juga diikuti oleh Imam Ibnu
Al-jazary. Beliau menegaskan dalam kitab
jazariyah:
مَخَارِجُ الْحُروْفِ سَبْعَةَ عَشَرْ |
** |
عَلَى الَّذِى يَخْتَارُهُ مَنِ اخْتَبَرْ |
“Bahwa tempat keluar huruf
hijaiyyah ada 17 tempat (secara terperinci), menurut kesepakatan para ulama
yang terpilih”, Sedangkan jika
disederhanakan atau diringkas maka menjadi 5 tempat.
Jika terdapat huruf yang sama dalam makhrojnya, maka
dalam hal ini yang bisa membedakan adalah sifat-sifatnya. Sebalikya jika ada
huruf yang sama dalam sifatnya, yang bisa membedakan adalah makhrojnya.
Dalam syair kitab jazariyah diterangkan tentang
makhorijul huruf yaitu:
فَأَلِفُ الْجَوْفُ وَأُخْتَاهَا
وَهِى**حُـرُوْفُ مَدٍّ لِلْهَوَاءِ
تَنْتَهِى
ثُمَّ ِلأَقْصَى الْحَلْقِ هَمْزٌ هَاءُ**ثُمَّ لِوَسْطِـهِ فَعَـيْنٌ
حَـاءُ
أَدْنَاهُ غَيْنٌ خَـاؤُهَا
وَالْقَافُ**أَقْصَى اللِّسَانِ فَوْقُ ثُمَّ
الْكَافُ
أَسْفَلُ وَالوَسْطُ فَجِيْمُ
الشِّيْنُ يَا**وَالضَّادُ مِنْ حَـافَتِهِ إِذْ
وَلِيَا
اْلأَضْرَاسَ مِنْ أَيْسَرِ أَوْ
يُمْنَاهَا**وَاللاَّمُ أَدْنَاهَا
لِمُنْتَـهَاهَـا
وَالنُّوْنُ مِنْ طَرَفِهِ
تَحْتُ اجْعَلُوْا**وَالرَّا يُدَانِيْهِ لِظَهْـرٍ
أَدْخِلُوْا
وَالطَّـاءُ وَالدَّالُ وَتَا
مِنْهُ وَمِنْ**عُلْيَا الثَّنَايَا
والصَّفِيْرُ مُسْتَكِنْ
مِنْهُ وَمِـنْ فَوْقِ
الثَّنَايَا السُّفْلَى**وَالظَّـاءُ وَالـذَّالُ وَثَا
لِلْعُلْيَا
مِنْ طَرَفَيْهِمَا وَمِنْ
بَطْنِ الشَّفَةْ**فَالْفَا مَعَ اطْرَافِ
الثَّنَايَا الْمُشْرِفَةْ
لِلشَّفَـتَـيْنِ الْوَاوُ بَاءٌ
مِيْـمُ**وَغُنَّةٌ مَخْـرَجُهَا
الْخَيْشُـوْمُ12.
Dibawah ini disebutkan masing-masing makhorijul
huruf:
1. AL JAUF (اَلْجَوْفُ) atau Rongga Mulut
Yakni celah panjang yang berada di belakang
tenggorokan sampai ke mulut. Keluar
darinya huruf-huruf mad dan layyin (lunak).
Huruf-hurufnya adalah:
a.
Alif Mutlaq, contoh: خَافَ, عَصَى
b.
Wawu sukun (mati) jatuh setelah dhommah, contoh: قُوْلُوْ,كُوْنُوْ
c.
Ya sukun jatuh setelah kasroh, contoh: رَحِيْمٌ, كَرِيْمُ
d.
Huruf Al Layyin yang berjumlah dua yaitu:
1) Wawu mati jatuh setelah fathah, contoh: اَلْخَوْفُ, اَلْقَوْلُ
2) Ya mati jatuh setelah fathah, contoh: عَيْنَيْنِ
Huruf-huruf tersebut dinamakan Jaufiyah
artinya huruf-huruf sebangsa rongga / lubang mulut.
Keterangan:
a) Pada dasarnya huruf mad itu hanya ada satu yaitu
alif mutlak (ا), adapun
wawu dan ya’ dibaca mad hanya tertentu saja yaitu ketika keduanya harus mati,
tapi jika keduanya berharokat (hidup), maka makhorijul hurufnya bukan jauf tapi
sudah berdiri sendiri yaitu ditengah-tengah lidah untuk ya dan wawu ada di
kedua bibir.
b) Alif mutlak adalah selamanya sukun dan selalu jatuh setelah harokat fathah. Karena itu
dalam penulisan Al-Qur’an, meskipun alif tidak ada tandanya sukun. Alif memang sudah sukun
dengan sendirinya
c)
Apabila ada alif yang berharokat maka disebut hamzah seperti dalam lafadz (اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ) ini bukan alif tapi hamzah. Alif ini tidak bisa
dibaca terkecuali dirangkai dengan huruf yang lain.
d) Alif dibagi menjadi dua
1.
Alif Mamdudah (yang dipanjangkan).
Contoh: قَالَ ,خَافَ
2.
Alif Layyinah (lunak).
Contoh: مُوْسَى, عِسَى
2. AL
HALQ (اَلْحَلْقُ) atau Tenggorokan
Yang
terbagi menjadi 3 bagian:
1.
Tenggorokan bagian bawah dan pangkal tenggorokan (Aqsol Halq), keluar
darinya huruf ء dan ه (hamzah dan ha’)
2.
Tenggorokan bagian tengah (Wasthul
Halq), keluar darinya huruf ح dan ع (ha’ dan ‘ain)
3.
Tenggorokan bagian atas (Adnal
Halq)
, keluar darinya huruf غ dan خ (ghoin
dan kho’)
Keenam huruf itu dinamakan Halqiyyah (huruf
sebangsa tenggorokan) yang juga termasuk huruf idzhar.
3. AL
LISAAN (اَللِّسَانُ) atau Lidah
Secara global di bagian lidah
ini terbagi menjadi empat bagian yaitu:
a.
Aqshol
Lisan (اَقْصَلُ
اللِّسَان); hurufnya ada dua yaitu:
1)
ق keluar
dari pangkal lidah dekat dengan anak lidah dan mengarah keatas serta menepati
dengan langit-langit mulut atas. (pangkal lidah agak ke dalam)
2)
ك keluar
dari pangkal lidah mengarah kebawah serta menepati dengan langit-langit mulut
atas. (pangkal lidah agak keluar)
Kedua
huruf tersebut dinamakan lahwiyyah artinya huruf sebangsa pangkal lidah.
b.
Wasthul
Lisan (وَسْطُ
اللِّسَانِ), hurufnya ada tiga ش, ي, ج
Keluar tepat ditengah-tengah lidah serta menepati dengan langit-langit
mulut atas. Ketiga huruf ini dinamakan syajariyyah (huruf sabangsa
tengah lidah)
c.
Hafah (حَفَهْ),
hurufnya ada satu yaitu ض keluar
dari pangkal tepi lidah (sebelah kanan atau kiri) hingga sambung dengan tempat
keluarnya huruf lam serta mengarah ke gigi geraham (tepi lidah dengan gigi
graham atas sebelah kini). Huruf ini dinamakan janbiyyah artinya huruf
sebangsa tepi lidah
Keterangan
:
Menurut Ibnu Jazari huruf ini dilafadkan dengan menggunakan tepi lidah
yang sebelah kiri sesuai dengan yang dipraktikkan Rasulullah SAW., sedangkan
bagi kita lebih mudah mengarah ke kanan, dan hal ini dibenarkan oleh para
ulama. 12
d.
Thorful
Lisan
(طَرْفُ
اللِّسَانِ) atau ujung lidah, jumlah hurufnya ada dua belas dan
dikelompokkan lagi menjadi empat bagian, yaitu:
1)
Dzalqiyyah (ذَلْقِيَّةْ)
hurufnya ada tiga yaitu:
a)
ل keluar
dari ujung tepi lidah samping kanan atau kiri dan menepati dengan langit-langit
mulut atas. (ujung lidah dengan langit-langit mulut)
b)
ن keluar
dari ujung lidah lebih masuk kedasar lidah (bawahnya huruf lam) dan menepati
dengan langit-langit mulut atas. (ujung lidah dengan langit-langit mulut,
bawahnya lam)
c)
ر keluar
dari ujung lidah lebih masuk kedasar lidah (bawahnya huruf nun) dan menepati
dengan langit-langit mulut atas. (ujung lidah dengan langit-langit mulut,
bawahnya nun)
Ketiga
huruf tersebut dinamakan dzalqiyyah artinya huruf sebangsa ujung lidah.
2)
Nath’iyyah (نَطْعِيَّةْ)
hurufnya ada tiga yaitu :ط ,د dan ت keluar
dari ujung lidah serta menepati dengan pangkal gigi depan yang atas. (ujung
lidah dengan pangkal 2 gigi)
Ketiga huruf ini dinamakan nath’iyyah artinya
huruf sebangsa kulit gusi atas
Keterangan
:
Untuk membunyikan huruf dal sebagai standar yang memudahkan dalam
melafadhkannya adalah sebagaimana waktu kita melafadhkan huruf ta’
3)
Asaliyyah (اَسَلِيِّةْ)
hurufnya ada tiga yaitu : ص, س dan ز keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung
gigi taring dua yang bawah. (ujung lidah dengan rongga gigi atas dan bawah)
Ketiga huruf ini dinamakan asaliyyah artinya huruf sebangsa
runcing lidah / ujung lidah.
4)
Litsawiyyah
(لِثَوِيَّةْ)
hurufnya ada tiga, yaitu : ث, ذ dan ظِ
Keluar dari ujung lidah (ujung lidah dengan ujung 2 gigi) dan menempati
dengan ujung-ujung gigi depan yang atas. Ketiga huruf ini dinamakan litsawiyyah
artinya huruf sebangsa gusi / sebangsa ujung lidah.
4.
ASY- SYAFATAINI (اَلشَّفَتَيْنِ) atau
Kedua bibir
Yang
terbagi menjadi 4 bagian :
a.
Bibir bawah bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf (2
gigi atas dengan bibir bawah bagian tengah, bagi yang giginya rata) ف
b.
Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan sedikit menekan (kedua
bibir bersama – sama dan merapat), keluar darinya huruf ب
c.
Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan menekan sedikit lebih
ringan (kedua bibir bersama – sama dan merapat), keluar darinya huruf م
d.
Bertemunya antara bibir atas dan bawah namun ada sedikit rongga (kedua
bibir bersama – sama dan merenggang), keluar darinya huruf و
5.
AL-KHOISYUM (اَلْخَيْشُوْمُ) atau Hidung
Keluar
darinya sifat ghunnah atau mendengung,
yaitu mim dan nun yang bertasydid (مّ , نّ ), urutannya ada 5 yaitu:
a. Suara nun sukun
b. Suara mim sukun
c. Suara tanwin
d. Suara nun bertasydid
e.
Suara mim bertasydid
Adapun
tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 yaitu:
a.
Rongga
mulut (huruf mad yang tiga : ا،و،ي )
b.
Pangkal
tenggorokan (ء،ه )
c.
Tengah
tenggorokan ( ع،ح )
d.
Ujung
tenggorokan ( غ،خ )
e.
Pangkal
lidah agak ke dalam ( ق )
f.
Pangkal
lidah agak keluar ( ك )
g.
Tengah
lidah dengan langit-langit / tengah lidah ( ج،ش،ي )
h.
Tepi
lidah dengan gigi graham atas sebelah kiri ( ض )
i.
Ujung
lidah dengan langit-langit mulut ( ل )
j.
Ujung
lidah dengan langit-langit mulut bawah
lam ( ن )
k.
Ujung
lidah dengan langit-langit mulut bawah nun ( ر )
l.
Ujung
lidah bertemu gusi atas ( ط،د،ت )
m.
Ujung
lidah dengan ujung 2 gigi atas ( ظ،ذ،ث )
n.
Ujung
lidah dengan rongga gigi atas dan bawah (ص،س،ز )
o.
2
gigi atas dengan bibir bawah bagian tengah bagi yang giginya rata (ف )
p.
Kedua
bibir (و،ب،م ) :
: ب & مkedua
bibr bersama – bersama dan merapat
و : kedua bibir bersama-sama
dan merenggang
q.
Rongga
hidung / pangkal hidung/ aqshol anfi/ al khoisyum
Suara : nun sukun (نْ), mim sukun (مْ), tanwin, nun bertasydid (نّ) dan mim bertasydid (مّ)
0 Comments:
Posting Komentar