Mad Tamkin
Menurut saya mad tamkin ini tidak terlalu susah dipraktikkan asalkan pemahaman dan praktik tentang mad ashli sudah benar. Mad tamkin artinya mad yang diberdayakan atau dihidupkan. Mengapa demikian? Yuk lihat jawabannya berikut ini.
Ada 3 keadaan yang menjadikan mad tamkin.
1. Ada huruf wau sukun sebelumnya dhammah dan setelahnya ada wau berharakat atau ya’ sukun sebelumnya kasrah dan setelahnya ya’ berharakat. Contoh:
قَالُوْا وَهُمْ – آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتُ – فِيْ يَوْمٍ – الَّذِيْ يُوَسْوِسُ
2. Apabila wau sukun sebelumnya wau berharakat dhammah atau ya’ sukun sebelumnya ya’ berharakat kasrah. Contoh:
يَلْوُوْنَ – يُحْيِيْ – لَا يَسْتَحْيِيْ
3. Apabila ya’ sukun sebelumnya ya’ bertasydid dan berharakat kasrah. Contoh:
حُيِّيْتُمْ – عِلِيِّيْنَ - مِنَ النَّبِيِّيْنَ
Ukuran madnya 2 harakat. Namun dalam keadaan tertentu panjang bisa seperti bertemu hamzah atau huruf sukun. Ketika bertemu hamzah maka hukumnya menjadi mad jaiz munfashil yang panjangnya 4-5 harakat. Contoh:
لَا يَسْتَحْيِيْ أَنْ يَضْرِبَ
Ketika bertemu huruf sukun karena di waqafkan menjadi mad aridh lissukun yang panjang bisa 2, 4 atau 6 harakat. Contoh:
لَفِيْ عِلِيِّيْنَ ۞ - مِنَ النَّبِيِّيْنَ ۞
Penjelasan!
Salah satu faidah adanya mad tamkin adalah untuk menghindari hukum idgham. Pada keadaan pertama yakni wau sukun bertemu dan wau dan ya’ sukun bertemu ya’ tidak terjadi idgham. Mengapa ya?
Sebelumnya lanjut saya ingin bertanya. Apakah wau sukun bertemu dan ya’ sukun bertemu termasuk kategori mutamatsilain? Sebagaimana kita ketahui bahwa kalau ada huruf yang sama dimana yang pertama sukun dan yang kedua berharakat itu hukumnya wajib idgham. Nama idghamnya idgham mutamatsilain. Contohnya:
قَدْ دَّخَلُوْا - فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ – بَلْ لَّا
Ok.... Saya akan bantu jawab deh.
Bila ada yang menjawab bahwa wau sukun dan wau juga ya’ sukun bertemu ya’ termasuk mutamatsilain, berarti dia belum faham betul tentang makhraj. Saya ingatkan kembali bahwa wau’ dan ya’ sukun yang termasuk mad itu makhrajnya al-jauf. Sedangkan wau’ berharakat dan wau lin makhrajnya asy-syafatain. Adapun ya’ berharakat dan ya’ lin makrajnya dari tengah lidah. Jadi intinya tidak termasuk mutamatsilain dan tidak ada idgham.
Begitu pula dalam keadaan nomor kedua bahwa ya’ yang kedua sebenarnya berharakat tetapi dan menjadi ya’ mad karena termasuk ilat. Pada keadaan nomor tiga tidak bisa diidghamkan lagi karena ya’ yang pertama sudah bertasydid.
Catatan!
Penulisan contoh di atas tidak berdasarkan rasm utsmani. Untuk lebih tepatnya silakan lihat mushfa masing-masing!
------------
Semoga penjelasan saya di atas bisa difahami dengan mudah. Amin. Mohon koreksi kalau ada yang salah pada postingan di atas. Terima kasih. Mad Farqi
Mad farqi adalah mad badal bertemu huruf bertasydid. Mad badal adalah mad yang terdapat pada hamzah. Ukuran panjang mad farqi adalah 6 harakat. Di dalam Al-Qur’an hanya ada pada empat ayat yang terdapat mad farqi, yaitu Al-An’am 143 - 144, Yunus 59, dan An-Naml 59.
Berikut contoh mad farqi:
![]() |
Contoh Mad Far'i |
قُلْ آَلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ
قُلْ آَللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ
آَللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ
Hamzah pada kata yang dicetak merah harus dibaca panjang 6 harakat.
Pada hakikatnya mad farqi termasuk ke dalam mad lazim kilmi mustaqqal karena ada mad bertemu huruf bertasydid. Hanya saja madnya terletak pada hamzah dan disebut mad badal. Di kitab-kitab tajwid berbahasa Arab tidak ada pembahasan khusus mad farqi karena sudah dimasukkan ke dalam pembahasan mad lazim.
Dinamakan mad lazim karena untuk membedakan kalam khabari dengan kalam istifham. Hamzah pada keempat ayat di atas adalah hamzah istifham. Seandainya tidak dibaca mad maka akan ada anggapan bahwa hamzahnya hanya hamzah washal saja.
Sebenarnya cara membaca hamzah pada keempat ayat di atas ada dua macam:
Pertama, adalah dengan ibdal yakni mengganti hamzah kedua menjadi alif sehingga terdapat huruf mad pada hamzah. Karena setelah mad terdapat tasydid maka disebut mad farqi atau mad lazim kilmi mutsaqqal.
Kedua, adalah dengan tashil karena dua hamzah berdekatan. Tashil adalah meringankan hamzah yang kedua sehingga terdengar antara makhraj hamzah dan Ha’. Untuk lebih jelasnya tentang praktik tashil pada ayat di atas silakan talaqi dengan guru ahli.
0 Comments:
Posting Komentar