Pages

Jumat, 23 Agustus 2024

MAD BADAL

MAD BADAL

A. Mad Badal

Mad badal dalam tinjauan bahasa berasal dari kata mad dan badal. Makna mad adalah panjang dan makna badal ialah mengganti. Adapun dalam terminologi ilmu tajwid, mad badal adalah apabila huruf mad terletak setelah hamzah atau bacaan mad yang terdapat pada hamzah.
Mad Badal
Dalam kitab Tuhfatul Athfal dijelaskan:
أَوْ قُـدِّمَ الْهَمْـزُ عَلَـى الْمَـدِّ وَذَا • بَـدَلْ كَآمَـنُـوا وَإِيمَـانًـا خُــذَا
Artinya:
Atau hamzah didahulukan setelah mad, namanya mad badal seperti kata (ءَامَنُواْ) dan (إِيْـمَانًا).
Contoh mad badal:
أُوْتُوا - مُتَّكِئِيْنَ - إِيْـمَانًا 
 
Huruf mad pada mad pada contoh di atas merupakan pengganti dari hamzah. Karena asal dari ketiga contoh di atas adalah (أَأْمَنُوْا), (أُؤْتُوا), dan (إِئْمَانًا). Dalam kaidah ibdal, apabila ada dua hamzah beriringan dimana yang pertama berharakat dan hamzah yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua digantikan dengan huruf alif, ya’ sukun, atau wau sukun tergantung harakat pada hamzah yang pertama. Maksudnya ialah jika hamzah yang pertama berharakat fathah, maka hamzah kedua diganti menjadi alif; jika harakat pada hamzah pertama adalah kasrah, maka hamzah kedua diganti menjadi ya’ sukun; dan jika hamzah pertama berharakat dhammah, maka hamzah kedua diganti menjadi wau sukun. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca tentang ibdal dalam ilmu sharaf.


A. Mad Badal
 


Arti mad iwadh secara bahasa adalah mad berarti panjang dan iwadh artinya mengganti. Sedangkan dalam ilmu tajwid mad iwadh adalah:
هُوَ التَّعْوِيْضُ عَنْ تَنْوِيْنِ النَّصْبِ حَالَ الْوَقْفِ بِأَلِفٍ مَدِيَّةٍ بِمِقْدَارِ حرَكْتَيْنِ
Mad iwadh adalah mengganti tanwin nashab dengan alif mad ketika waqaf dengan ukuran dua harakat.
Contoh:
وَكِيْلًا وَكِيْلَا، مَفْعُوْلًا مَفْعُوْلَا، عَجُوْلًا عَجُوْلَا
Dinamakan mad iwadh karena untuk mengkompensasi waqaf. Sebagaimana kita ketahui bahwa tanwin fathah selalu ada alifnya. Apabila dibaca waqaf maka tanwin fathah menjadi fathah tunggal sehingga menyerupai mad thabii yaitu fathah diikuti alif. Ukuran mad iwadh adalah 2 harakat atau 1 alif.
Adapun ketika dibaca washal maka tidak ada hukum mad dan bacaan tanwin menyesuaikan dengan huruf berikutnya sebagaimana berlaku hukum nun mati dan tanwin.
Catatan!
1. Apabila huruf yang terakhir yang diwaqafkan adalah ta’ marbuthah yang berharakat tanwin fathah maka tidak dihukumi mad iwadh melainkan diganti menjadi Ha sukun. Contoh:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً
اِرْجِعِيْ إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Kata (خَلِيْفَةً) dan (مَرْضِيَّةً) ketika waqaf tidak boleh dibaca (خَلِيْفَتَا) dan (مَرْضِيَّتَا) melainkan harus dibaca (خَلِيْفَهْ) dan (مَرْضِيَّهْ).
2. Ketika mewaqafkan tanwin fathan yang terdapat pada hamzah seperti kata (بِنَآءً), (دُعَآءً) dan (إِنْشَآءً) maka cara bacanya (بِنَآءَا), (دُعَآءَا) dan (إِنْشَآءَا).

0 Comments: